Wednesday, August 6, 2014

Membawa Tantangan Membaca ke Surabaya

Tantangan membaca menumbuhkan keinginan dan kemauan, bukan sekedar kemampuan. 
https://www.flickr.com/photos/plymouthlibraries/
Sejak mengenal Reading Challenge (Tantangan Membaca) di Sydney, Australia, saya dan istri (Ade Kumalasari) sangat ingin menggagas program serupa di Indonesia. Secara prinsip, program tersebut sebenarnya sederhana. Pemerintah menyediakan daftar bacaan yang direkomendasikan untuk tiap jenjang sekolah. Sekolah membantu menyediakan buku-buku tersebut di perpustakaan. Guru membantu dengan memotivasi siswa dan memandu aktivitas yang mendukung, seperti membaca mandiri, diskusi kelompok, dan membacakan buku di kelas. Siswa yang membaca sejumlah buku dalam setahun akan diberi sertifikat yang ditandatangani oleh gubernur. 

Program Tantangan Membaca kami rasakan sangat membantu untuk membangun kebiasaan membaca pada anak. Anak menjadi tahu bahwa membaca adalah aktivitas yang dihargai oleh orang dewasa di sekitarnya. Mereka menjadi punya kesempatan untuk saling berbagi dengan bacaannya, untuk merasakan nikmatnya berimajinasi tentang dunia fiksi yang mereka baca. Kesempatan semacam ini sangat penting, terutama untuk anak dari keluarga yang tidak punya tradisi membaca yang baik. Kalau ada satu anak saja di tiap kelas yang sebelumnya ogah menyentuh buku, kemudian menjadi suka dan bisa membaca, program semacam ini sudah sangat berguna.


Saat ini kami sedang berusaha merancang program serupa, dalam cakupan kecil di SMP anak kami. Harapannya, program ini bisa diadopsi oleh sekolah lain dan oleh pemerintah. Ada beberapa kebetulan yang membuat saya optimis. Pertama, Surabaya sudah mencanangkan diri sebagai kota literasi. Surabaya sudah memiliki jaringan perpustakaan lokal yang ekstensif. Program Tantangan Membaca tentu sangat “fit” dengan gerakan literasi yang sedang dibangun pemerintah kota Surabaya. Kedua, ketua umum Ikatan Guru Indonesia, pak Satria Darma, kebetulan tinggal di Surabaya dan anaknya menjadi teman sekelas anak kami. Boleh dikata, pak Satria adalah pejuang literasi Indonesia. Beliau juga punya koneksi yang luas dan determinasi luar biasa (blognya bisa dilihat disini: http://satriadharma.com/). Kebetulan yang ketiga adalah sekolah anak kami sangat terbuka untuk program-program yang memajukan pembelajaran.

Untuk tahap awal, Ade sudah membuat daftar bacaan. Judul sekian ratus buku ini didapat dari pengalaman Ade sendiri sebagai pembaca, penulis, dan editor, plus saran dari banyak teman. (Terima kasih teman-teman yang sudah memberi masukan!) Kami sedang memikirkan cara agar buku-buku tersebut bisa tersedia di ruang kelas dan siap dipinjam oleh siswa. Kami juga sedang merancang aktivitas dan alat-alat bantu yang diperlukan. Bila ada saran dan kritik, jangan sungkan untuk menghubungi saya atau Ade. Dan tentu, kami juga menerima sumbangan buku dan juga relawan untuk menulis resensi dan membantu aktivitas lain!

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...